Popular Post

Pendakian Gunung Buthak via Panderman

By : Unknown
Sabtu, 24 September 2015 aku bersama tim pendakian yang beranggotakan Novia, Novita, Addin berangkat untuk mendaki gunung Butak 2686 mdpl. Gunung Butak ini terletak di tiga wilayah yaitu kota Batu, Kab. Malang, dan Blitar, bersebelahan langsung dengan bukit Panderman dan gunung Kawi. Gunung Butak juga dikenal popular dengan sebutan “Putri Tidur”, karena memang saat dilihat dari kejauhan mirip seperti yang dimaksudkan. Sudah lama kudambakan ingin mencumbui si putri, setiap TC (training centre) ke panderman selalu terbesit keinginan untuk segera mendaki si Buthak ini. Karena jika tidak segera di daki kaki ini akan semakin gatal.


Pendakian Butak dapat diawali dari 3 jalur, yakni: Dau, Panderman dan kebun teh Sirahkencong Blitar. Pagi hari sekali setelah sarapan kami langsung berangkat menuju jalur Panderman yang kita pilih. Di pos Panderman (lokasi ada dipostingan yang kutulis dijudul sebelumnya) dikenai retribusi Rp. 5000 juga penitipan motor yang semalamnya sekitar kurang lebih Rp. 2000 saja. Jalur awal memang sama dengan jalur yang dilalui untuk mendaki Panderman. Kami harus hati-hati karena memang banyak sekali percabangan untuk menuju jalur utama pendakian Butak. Setelah bertanya sana-sini pada petani setempat di ladangnya, akhirnya kami temukan jalur utama namun dengan tetap harus waspada takut seandainya nanti tersesat dan salah jalur. Dari pos gerbang menuju pos 1 dan 2 trek pendakian relatif aman, hanya sesekali bergelombang dan menanjak setelah itu kontur relatif naik turun. Dibutuhkan waktu kisaran 2 jam untuk sampai di pos 2. Di kanan-kiri banyak petani sedang berladang. Kemudian berjalan lebih jauh memasuki hutan yang lebih rimbun dan lama-kelamaan makin gelap.
Kami lanjutkan perjalanan, dari pos 2 menuju pos 3 memakan waktu sekitar 1 sampai 2 jam. Sesampainya di pos 3 ada percabangan ke kiri dan kanan. Awalnya kami sempat kebingungan, tapi si Alfikk bilang hari sebelum pendakian pernah browsing bahwa jalur utama yakni kiri dan kami mengiyakan. Jalur ke kiri awalnya menurun, kemudian landai dan nanjak lagi. Trek pendakian Butak relatif aman dan santai, ditegah-tengah jalan seringkali kami jumpai mata air menyembul dan menggenangi trek.
 
 

Pos selanjutnya yakni pos 4, memakan waktu 1 jam 30 menit dari pos 3. Pos 4 ini berupa tempat lapang yang luas dan teduh karena dilindungi pohon besar yang rindang bambang gurindang. Kami beristirahat lumayan lama disini, menghabiskan bekal makanan cemilan yang kami bawa dan minum susu. Setelah beristirahat lumayan lama dan letih terusir, lanjut untuk perjalanan. Yang sedikit mengagetkan adalah seketika trek dari pos 4 ini menanjak tajam, lumayan jauh dan cukup menghabiskan tenaga.

Perjalanan masih berlanjut, dan hari makin sore. Kami sampai di pos 4 setelah 1 jam perjalanan. pemandangan sembari perjalan tadi memang tiada taranya membikin hati damai, memanjakan mata. Pos 5 merupakan persimpangan antara jalur Dau dan Panderman. Cukup mudah mengenalinya, kiri jalur yang menurun dan kanan trek menanjuak sudah tentu menuju puncak. Karena hari sudah gelap dan kami kewalahan, akhirnya diputuskan untuk bermalam sebelum mencapai tempat dari awal kami targetkan yakni di Oro-oro Ombo. Tempat yang agak lapang didapatkan dan kami bermalam di tenda.
 

Minggu, 25 September 2015, pagi-pagi sekali kami bangun dan memasak. Setelah perut kenyang, lanjut kami dalam perjalanan. Tenda dan perlengkapan berat lainnya kami tinggal saja di tenda karena rencananya tidak bermalam lagi setelah sampai puncak. Ternyata tak sampai 45 menit berjalan kami sampai di oro-oro ombo. Tempat ini berupa savanna rumput yang luas, sesekali juga berkabut. Terdapat gubuk kecil dan sumber air yang mengalir asri. Kami segera mencari jalan setapak jalur menuju puncak. Ada banyak percabangan disini. Kami mencoba menjelajahi berbagai jalur dan setapak yang kami kirakan ke arah puncak, dan semuanya gagal. Pernah juga sampai di jalur yang benar-benar kami kira arah puncak karena memang tanjakannya yang tajam, namun ternyata hanya sebatas puncak bukit. Kami mencari dan mencari sampai hari tak terasa hampir sore. Dengan berat hati diputuskan untuk menghentikan pencarian dan kembali pulang ke tenda. Kurangnya informasi yang dikumpulkan sebelum pendakian membuat serbuan puncak Butak gagal namun tak total!



Awan pekat bergulung-gulung telah Nampak dari kejauhan, angin mulai menerpa sedikit kencang, hujan besar sebentar lagi datang. Ternyata benar, sebelum sampai di tenda kami telah basah kepayahan diguyur hujan yang benar-benar deras. Sampai kami tiba di tenda hujan terus saja tak kunjung reda derasnya. Setelah itu badai datang, angina yang menerpa kencang sekali. Kami tak bisa kemana-mana dan harus sembunyi di tenda sambal nyemil cemilan dan bekal makanan yang kami bawa. Sampai saat keesokan harinya di senin 26 September 2015 hujan dan angin masih saja mengamuk riang. Setelah reda, kami bergegas berkemas dan turun pulang. Di jalur yang kemarin kami lewati tampak banyak pohon tumbang kemana-mana, untung saja jalur setapak yang kami lewati masih dapat dilalui walaupun dengan sedikit bersusah-susah. Disekitaran jalan Nampak banyak sekali ulat-ulat yang tersapu angina, dan kami harus berjalan berhati-hati.
Demikian saja catatan pendakian gunung Butak, walaupun toh akhirnya tak dapat sampai di puncaknya. Mungkin Tuhan belum mengizinkan kami cumbui hidung mancung sang Putri Tidur. Aku sendiri secara pribadi telah menyiapkan rencana untuk kembali lagi kesana dan memenangkan hati-Mu…
Tag : ,

Peralatan Dasar Pendakian (Sepatu Gunung & Kaus Kaki)

By : Unknown

Peralatan yang baik akan sangat membantu kita dalam melakukan kegiatan alam terbuka. Kenyamanan dan keamanan dalam berkegiatan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, karena tentu tujuan kita berkegiatan di alam pastinya bukan untuk menyiksa diri.  Untuk itu diperlukan peralatan yang baik demi kelancaran dalam berkegiatan di alam terbuka.



Secara umum, peralatan kita bagi menjadi 3 jenis :
  • Peralatan dasar, yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat seperti pakaian, peralatan memasak dan makan/minum, peralatan MCK dan perlengkapan pribadi.
  • Peralatan khusus, yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan medan atau tujuan perjalanan yang akan dilakukan.
  • Peralatan tambahan, yaitu peralatan yang bisa atau tidak dibawa. Peralatan tambahan ini lebih berfungsi untuk tujuan kenyamanan.
Penulis akan membahas berbagai peralatan yang lebih berfokus di wilayah pendakian gunung dengan medan gunung hutan. Berikut ini penulisakan membahas mengenai sepatu yang baik untuk digunakan dalam suatu perjalanan pendakian.

  • Sepatu

Sepatu yang baik perlu memenuhi beberapa kriteria ini, pertama sepatu yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat (misal : kulit) namun tidak menyakiti kaki pemakainya. Sepatu harus melindungi kaki sampai mata kaki, untuk mencegah bahaya terkilir. Kemudian sepatu juga harus nyaman dipakai, untuk itu usahakan memakai sepatu yang telah dikenal kaki anda/bukan pinjaman. Usahakan mengenakan sepatu dengan lubang di bagian sampingnya, untuk ventilasi udara agar tidak terlalu panas saat sedang kita pakai.
Beberapa tips dalam penggunaan dan perawatan sepatu hiking diantaranya :
  • Untuk mencegah lecet pada kaki, kita perlu memberi plester pada bagian-bagian kaki yang bergesekan dengan sepatu.
  • Jagalah kebersihan kaki dan kaus kaki dengan mengusahakan agar kita selalu memakai kaus kaki yang kering.
  • Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrem karena dapat mengakibatkan sepatu menjadi kaku dan kulit sepatu pecah-pecah.
  • Rajin-rajinlah menyemir sepatu agar kulit sepatu anda selalu dalam keadaan lembut sehingga nyaman dipakai.
  • Gunakanlah sepatu yang pas di kaki anda, tidak terlalu sempit juga tidak terlalu longgar, agar tidak mengganggu perjalanan yang anda lakukan. Sepatu yang terlalu sempit akan menyebabkan kaki anda sakit, mudah untuk lecet, sedangkan yang terlalu longgar akan mengganggu langkah kaki anda, sehingga akan mengganggu perjalanan yang dilakukan.

  • Kaus kaki

Kaus kaki berguna untuk melindungi kulit kaki dari gesekan langsung dengan sepatu dan menjaga agar kaki selalu hangat. Kaus kaki yang baik akan dapat menjaga kaki kitan dapat bernafas. Kaus kaki yang terbuat dari bahan katun atau wool akan sangat baik untuk memenuhi syarat di atas.
Ketebalan kaus kaki yang akan digunakan tentunya disesuaikan dengan medan yang akan kita hadapi, demikian pula dengan panjangnya. Akan sangat berguna jika kita membawa lebih dari sepasang kaus kaki, karena bila melakukan perjalanan dengan kaus kaki yang basah maka kaki akan mudah lecet.

Kaki merupakan bagian terpenting dalam melakukan perjalanan di alam bebas, karena merupakan kendaraan utama kita dalam mobilisasi menuju tempat-tempat yang akan kita tuju. Ketika kaki kita cedera, perjalanan kita akan sangat terganggu, perjalanan jadi lebih menyiksa, waktu tempuh perjalanan pun akan bertambah lama. Oleh karena itu usahakanlah untuk memaksimalkan peralatan yang menunjang kaki kita dalam sebuah perjalanan, agar perjalanan yang kita lakukan tidak terhambat, dan selamat sampai tujuan dengan waktu perjalanan yang optimal. Salam Lestari!

Tag : ,

Tips Untuk Pendaki Pemula

By : Unknown

Mendaki gunung adalah olahraga yang makin banyak digemari oleh masyarakat, khususnya para anak muda. Dari waktu ke waktu, penggemar baru aktivitas ini kian banyak seperti jamur di musim hujan. Banyak diantaranya terpengaruh oleh media-media sosial yang dewasa ini makin berkembang pesat.





Semakin banyaknya para travelers yang mengunggah foto dan cerita petualangan mereka di media sosial, membuat orang-orang yang sebelumnya awam terhadap kegiatan mendaki gunung, tiba-tiba menjadi tertarik untuk mencoba memulai petualangannya sendiri, karena terkesima melihat media berupa foto keindahan alam dan cerita-cerita menarik unggahan temannya. Wajar saja, dengan keindahan alam yang ada di gunung-gunung tinggi, mendaki menjadi kegiatan yang sangat menarik bagi mereka yang memerlukan liburan untuk refreshing, serta dalam rangka mencari tempat berfoto-foto ria untuk diunggah ke media sosial.


pendaki alay

Untuk para pendaki yang baru mulai menggemari kegiatan ini, sejumlah informasi mengenai pendakian adalah hal yang paling dibutuhkan. Bagi mereka yang punya kawan seorang pendaki yang telah malang melintang di dunia petualangan, hal ini tentunya tak akan menjadi masalah, karena segala informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan kegiatan mendaki gunung bisa langsung ditanyakan pada temannya tersebut. Nah bagi kawan-kawan pemula yang bingung mencari informasi, ataupun malu untuk sekedar bertanya, jangan cemas, kali ini penulis akan memberikan beberapa informasi tentang tips mendaki gunung untuk pendaki pemula. Mungkin ulasan ini tidak terlalu detail dan lengkap, namun kami rasa akan cukup untuk sebagai bekal dasar pengetahuan untuk memulai pendakian pertama anda. Silahkan simak dan pahami dengan baik setiap tips di bawah ini..

Pelajari Tujuan Pendakian


Hal yang harus anda lakukan pertama kali adalah mencari sebanyak-banyaknya informasi mengenai tempat tujuan pendakian anda. Yang paling utama adalah informasi mengenai tingkat kesulitan medan yang akan dilalui. Jika tempat tujuan anda memiliki medan yang cukup berat, pertimbangkanlah untuk mencari tujuan alternatif dengan medan yang lebih ramah bagi pendaki pemula. Namun jika anda tetap ngotot ingin menuju ke tujuan awal anda, persiapkanlah diri dengan baik, latihlah fisik anda, persiapkan peralatan pendukung yang berkualitas, dan ajak teman anda yang punya cukup pengalaman mendaki gunung, agar pendakian pertama anda berjalan dengan aman, lancar, dan selamat hingga kembali pulang ke rumah.

Persenjatai Dirimu dengan Peralatan Berkualitas


Peralatan mendaki gunung yang berkualitas memang memiliki harga yang tak murah. Namun, dengan peralatan yang berkualitas, pendakian yang anda lakukan akan berjalan dengan aman dan lancar (kecuali ada kecelakaan akibat faktor alam yang tak diduga). Persiapkan peralatan yang sesuai, dari mulai peralatan dasar seperti pakaian dan ransel, hingga peralatan penting lainnya seperti tenda, alat masak, alat penerangan, dll. Usahakan untuk memakai peralatan yang memang khusus untuk pendakian. Misalnya sepatu, sehari-hari anda pasti banyak menggunakan sneakers, sepatu jenis ini tak akan bermasalah jika medan yang akan anda lalui datar-datar saja, namun kebanyakan gunung pastinya dipenuhi dengan tanjakan-tanjakan yang akan membuat sneakers anda tak akan berguna. Untuk mengetahui apa saja yang perlu dibawa, selengkapnya baca di daftar perlengkapan mendaki gunung.

Cek dan Pelajari Perkiraan Cuaca


Cuaca memang merupakan hal yang tak dapat ditebak di alam pegunungan, namun dengan mengetahui perkiraan cuaca, setidaknya kamu akan dapat mempersiapkan strategi untuk kemungkinan terburuk dari perkiraan cuaca yang ada. Misalnya saat sedang musim hujan, anda dapat mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk mendaki gunung saat hujan. Jika sedang kemarau, siapkan pelindung kulit dan muka kamu dari debu-debu yang pasti bakal banyak berterbangan di sepanjang jalur pendakian. Namun terlepas apapun musimnya, kamu perlu selalu siap untuk menghadapi hujan kapanpun dimanapun, karena cuaca di gunung sering berubah-ubah tanpa bisa kita kira-kira.


Bawa Snack Bergizi dan Air yang Cukup


Dehidrasi merupakan musuh utama saat pendakian. Pastikan kebutuhan cairan tubuh anda selalu tercukupi dengan baik, saat cuaca sangat panas, usahakan untuk selalu minum setiap kali tubuh anda merasa haus, jangan memaksakan diri saat dehidrasi menyerang, akibatnya bisa sangat fatal untuk tubuh anda. Selain itu, sempatkan mengisi perut dengan snack batangan bergizi saat anda sedang beristirahat, hal ini akan menambah energi yang dibutuhkan tubuh anda terus untuk berjalan. Lebih baik membawa bahan makanan dan air sedikit lebih banyak, daripada anda kelaparan di tengah hutan. Untuk mengetahui seberapa banyak persediaan air yang harus anda bawa, baca disini.

Jangan Lupa Pemanasan

Sebelum memulai pendakian, usahakan untuk terlebih dahulu melakukan pemanasan pada otot-otot anda, terutama otot kaki. Saat mulai berjalan, jangan paksakan tubuh anda untuk langsung berada pada ritme berjalan yang cepat, berjalanlah secara perlahan, lambat-lambat saja diawal agar otot-otot tubuh anda tidak kaget dan mengalami kram atau cedera lainnya.

Lindungi Persendian Kamu


Hal ini sangat penting dilakukan, terutama saat perjalanan turun gunung. Jangan memaksakan berlari dan melompat-lompat agar cepat melewati jalur, hal ini sangat beresiko menimbulkan cedera pada lutut atau ankle anda. Cobalah untuk sedikit memperlambat langkah anda, fokus pada jalur, pelan tapi pasti. Pertimbangkan juga untuk membawa tongkat hiking sebagai alat bantu. Persendian merupakan bagian vital yang perlu kamu jaga dengan baik, karena jika sendimu mengalami cedera yang cukup parah, hampir dapat dipastikan kamu tak akan mampu untuk melanjutkan perjalanan, dan tentunya bakal merepotkan teman-teman seperjalananmu yang mau tak mau harus siap sedia menolong. Memang di beberapa gunung, ada para volunteer yang siap memberikan pertolongan manakala ada kecelakaan, namun alangkah lebih baik jika kamu menjaga dirimu sendiri dengan baik, sehingga tak akan merepotkan siapapun.

Jangan Mendaki Sendirian

Bagi anda pendaki pemula, diharapkan untuk tidak mendaki secara solo dulu. Usahakanlah untuk memulai pendakian pertama anda bersama grup, baik grup dengan anggota sedikit ataupun banyak orang. Jangan so' berani, gunung bukan tempat yang bisa kamu remehkan, sayangi dirimu, hargai nyawamu.

Hargai dan Hormati Alam sepanjang Jalur Pendakian

Ikutilah jalur yang telah tersedia. Jangan merusak pepohonan di sekitarnya, hargailah alam. Jika tidak terpaksa, jangan coba-coba untuk membuat jalur baru. Selain merusak kelestarian pepohonan yang ada, membuat jalur baru sangat beresiko membuat anda tersesat di hutan.

Hindari Hewan dan Tanaman Beracun

Pelajari tanaman-tanaman beracun yang dapat merugikan anda, dan hindari saat sedang melakukan pendakian. Tetap jaga jarak dengan hewan yang berpotensi membahayakan keselamatan anda, hargai mereka, jangan sekali-sekali mengganggunya dengan berusaha untuk tetap menghindar dari bertemu langsung.

Hindari Hewan dan Tanaman Beracun

Lihat dan ukurlah diri anda, perhatikan batas kemampuan fisik anda, cobalah untuk memulai dengan pendakian ringan. Saat anda mulai percaya diri dan kemampuan fisik anda telah memadai, barulah cari tantangan pendakian dengan medan yang lebih berat.

Belajar soal Konservasi Alam



Yang terakhir dan yang paling penting, hargai dan hormati alam liar tempat anda mendaki, dengan tidak merusaknya dan selalu menjaga kelestariannya. Jangan mengotori alam dengan coretan-coretan alay, bawa selalu plastik untuk menampung sampah anda, dan bawa kembali sampah yang anda hasilkan. Jika tidak terpaksa, jangan menebang pohon hanya sekedar untuk bahan bakar api unggun, penebangan pohon sangat merusak ekosistem hutan, api yang dihasilkan juga sangat berbahaya mengundang kebakaran. Sebagai pendaki yang banyak beraktivitas di alam bebas, sudah sewajarnya kita memberikan feedback yang baik terhadap alam itu sendiri dengan menjaga kelestariannya. Lindungi dan cintai alam raya, jangan malah mengotori atau merusaknya.

Itulah beberapa tips mendaki gunung untuk para pendaki pemula yang dapat penulis bagikan, informasi lainnya yang kawan-kawan butuhkan dapat dicari dari sumber-sumber lain yang lebih relevan. Semoga bermanfaat, Salam Lestari!
Tag : ,

Jalur Pendakian gunung Arjuna-Welirang

By : Unknown
Jalur Pendakian Gunung Arjuno dan Gunung Welirang 






   Gunung Arjuna dengan ketinggian 3.339 mdpl, sejak jaman Majapahit sudah dijadikan tempat pemujaan. Seperti halnya gunung penanggungan yang terletak tidak begitu jauh dari gunung arjuna ini, keduanya banyak memiliki peninggalan sejarah berupa bangunan pemujaan. Dilereng-lereng gunung Arjuna yang berketinggian 3.339 mdpl tersebut banyak terdapat arca maupun candi peninggalan kerajaan Majapahit. Situs-situs kuno dan bersejarah ini banyak berserakan mulai dari kaki gunung sampai di puncak gunung arjuna 
   
   Situs-situs Candi dan patung pemujaan peninggalan Jaman Majapahit itu hanya dapat dijumpai di jalur pendakian Purwosari, yakni tepatnya dari desa Tambak watu kec. purwodadi, kab. pasuruan. Suasana angker dan penuh magis masih menaunginya, karena situs-situs tersebut masih sering didatangi para pejiarah untuk bermeditasi dan berdoa, terutama para penganut kejawen, sehingga situs-situs kekunaan di gunung Arjuna ini terawat dan terjaga dengan baik.
   
   Terdapat beberapa gunung di sekitar Gunung Welirang-Arjuna diantaranya : Gn. Arjuna (3339 mdpl), Gn. Welirang (3156 mdpl), Gn. Kembar I (3051 mdpl), Gn. Kembar II (3126 mdpl), Gn. Ringgit (2477 mdpl). Gn. Arjuna- Welirang dapat didaki dan berbagai arah; arah Utara (Tretes), dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).

    Ada empat jalur yang bias ditempuh menuju puncak gunung Arjuno dan gunung Welirang yakni sebagai berikut: 
1. Jalur Tretes 
2. Jalur Lawang 
3. Jalur Purwosari 
4. Jalur Batu 

Peta Jalur Pendakian Gunung Arjuno dan Gunung Welirang

 

   Mekanisme Pendakian Empat Jalur Gunung Arjuno dan Gunung Welirang 

JALUR TRETES 
  
   Tretes merupakan tempat Wisata dan Hutan Wisata serta terdapat air terjun yang indah yaitu Air terjun Kakek Bodo. Di Tretes banyak tersedia hotel maupun Losmen, hawanya sejuk dan merupakan tempat peristirahatan yang nyaman. Dan Pos PHPA Tretes kita dapat langsung rnendaki Gunung Welirang dan juga Gunung Arjuno. 

   Setelah berjalan antara 4 – 5 jam ke arah barat daya dari Tretes kita dapat berhenti dan bermalam di pondok tempat orang mencari bijih belerang, disini terdapat air yang cukup melimpah untuk memasak atau mandi, Hampir setiap hari sekitar 20 — 30 orang buruh mencari dan membawa batu belerang ke Tretes. 

   Keesokan paginya pendakian dapat dilanjutkan ke puncak Welirang atau berbelok kita langsung kearah Gunung Arjuno. Perjalanan dari pondok sampai ke puncak Gunung Welirang, akan melewati hutan Cemara yang jalannya berbatu. Setelah berjalan 3 jam kita akan sampai di puncak Gunung Welirang. Di bawah puncak Welirang ada sebuah kawah yang menyemburkan gas belerang. Perjalanan dari Tretes sampai ke puncak Welirang memakan waktu 7 – 8 jam.

   Bila kita akan melanjutkan penjalanan menuju Gunung Arjuno maka setelah sesampai di puncak Gunung Welirang kita berjalan turun ± 10 menit tepatnya ke arah selatan. Hutan yang dilalui adalah hutan cemara dengan melewati sebuah jurang dan pinggiran Gunung Kembar Idan Gunung Kembar II. Setelah berjalan 6 – 7 jam kita akan sampai di puncak Arjuno.

    Tetapi sebelumnya kita akan melewati tempat yang dinamakan ;Pasar Dieng ; ketinggiannya hampir sama dengan puncak Gunung Arjuno dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak Gunung Arjuno hanya memakan waktu ± 10 menit.

    Untuk mencapai Gunung Arjuno dan Gunung Welirang dibutuhkan waktu 5 sampai 6 jam. Puncak Gunung Arjuno anginnya sangat kencang dan suhunya antara 5 - 10 derajat celcius. Disini kita dapat menikmati suatu Panorama yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat ke bawah, kota - kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan. serta laut utara dengan kerlipan lampu - lampu kapal. Puncak G. Arjuno disebut juga dengan Puncak Ogal - Agil atau Puncak Ringgit. Disekitar puncak bisa mendirikan tenda untuk bermalam.

    Rute turun dapat ke kota Lawang atau ke arah timur dengan melewati Hutan Cemara, Hutan tropis dan perdu. setelah itu kita akan melewati Perkebunan Teh Wonosari bagian utara. Turun ke arah Lawang lebih dekat dan menyingkat waktu daripada kembali ke arah Gunung Welirang / Tretes. Perjalanan turun ke arah Lawang kurang lebih 6 jam. 

JALUR LAWANG 

    Mendaki Gunung Arjuno dari kota Lawang merupakan awal pendakian yang praktis karena kota Lawang mudah sekali kita tempuh baik dan arah Surabaya maupun Malang, selain itu Puncak Gunung Arjuno dapat langsung kita tuju dan arah ini. Bila kita menginginkan mendaki dari kota Lawang, dari arah Surabaya kita naik bus jurusan Malang dan turun di Lawang ( kira - kira 76 Km ) dan bila dari Malang, dari Terminal Arjosari kita naik bus menuju Lawang dengan jarak 18 Km. Dan Lawang kita naik kendaraan umum ( angkutan desa ) menuju desa Wonorejo sejauh 13 km.

    Pendakian ke puncak dimulai dari desa ini menuju ke Perkebunan Teh desa Wonosari sejauh 3 km. Di sini kita melapor pada petugas PHPA dan juga meminta ijin pendakian, persediaan air kita persiapkan juga di desa terakhir ini. Dari desa Wonosari terus berjalan dan melewati kebun teh Wonosari serta terus naik selama 3 – 4 jam perjalanan kita akan sampai di Oro -Oro Ombo yang merupakan tempat berkemah.

    Dari Oro - oro Ombo menuju ke puncak dibutuhkan waktu 6 - 7 jam perjalanan dengan melewati hutan lebat yang disebut hutan Lali Jiwo untuk menuju puncak terakhir ini. Setelah kita melewati Hutan Lali Jiwo kita akan melalui padang rumput yang jalannva menanjak ( curam ) sekali. Mendekati puncak, kita akan berjalan melewati batu - batu yang sangat banyak dan menjumpai tanaman yang sangat indah setelah itu kita akan mencapai puncak Gunung Arjuno. 

    Rute pendakian lainnya yaitu dari kota Batu lewat Selecta yang terletak di sebelah Barat Gunung Welirang. Kota Batu merupakan tempat wisata yang memiliki sumber air hangat dari kaki Gunung Welirang dan keadaannva tidak berbeda jauh dengan Tretes. Dari arah Kediri atauMalang untuk menuju Batu kita dapat naik bus / Colt, selanjutnya perjalanan dari Batu menuju Selecta menggunakan Colt ( angkutan pedesaan ). Selecta salah satu tempat wisata yang ada di kota Batu dengan ketinggian 1.200 m dari permukaan laut. Setelah tiba di Selecta kita dapat bermalam haik di Hotel maupun Losmen. Besok paginya dengan colt, kita menuju desa Kebonsari. 

    Di desa ini kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan ke puncak dan kembalinya. Kita memulai pendakian dengan melewati ladang sayur - sayuran dan jalan setapak menuju ke arah timur laut dan terus naik melewati hutan tropika, dalam perjalanan ini samar - samar akan terlihat puncak Arjuno. Mendaki selama 5 – 6 jam akan mengantarkan kita pada punggungan gunung yang menghubungkan Puncak Gunung Welirang dan Gunung Arjuno, tepatnya sebelah tenggara Gunung Kembar I. Kita masih harus menempuh perjalanan 1 – 2 jam lagi untuk menuju puncak Gunung Welirang ke arah kiri atau Gunung Arjuno ke arah kanan selama 4 – 5 jam. 

JALUR PURWOSARI 

   Transport Surabaya – Pasar Purwosari dengan bus jarak tempuh 2 jam Pasar Purwosari Desa Tambak Watu Angkot desa warna kuning Rp.3.000,- jarak tempuh 1 jam atau naik ojek dengan ongkos Rp.7.000,-Perijinan Ijin bisa diurus Di desa Tambak Watu dengan membayar Rp.2.000,- per orang di Pos. Pendaftaran yang juga merangkap sebagai warung Dusun Tambak Watu. 

    Pendaki bisa beristirahat transit di rumah Ibu Puji di desa Tambak Watu ini. Dari desa Tambak Watu inilah awal pendakian menapaki jalan setapak menuju puncak Arjuno. Awal pendakian akan melewati hutan pinus yang tertata rapi, sementara di sela - sela pohon pinus tersebut banyak ditanami pohon kopi dan pohon pisang. Suasana tenang, adem, ayem dan wingit mulai terasa begitu memasuki kawasan ini. Jalan Pendakian berupa macadam sampai menemui bak air / tendon air. 

    Desa Tambak Watu – Gua Antaboga : +/- 1jam Gua yang bernama Gua Antaboga. Goa ini berada di bawah tebing batu menghadap utara,dengan kedalaman 1,5 m, lebar 1 m, serta mempunyai ketinggian 1,25 m. Di depan gua terbapat sebuah pondokan yang bisa digunakan para peziarah untuk melepas penat setelah satu setengah jam berjalan menuju goa ini. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah Puncak Arjuno dijalur pendakian. 

    Gua Antaboga – Petilasan Eyang Abiyasa: +/- 1jam 30 menit Petilasan Eyang Abiyasa Jalan setapak disekitar situs ini ditata rapi dengan semen dan dikiri kanan jalan dibentuk taman - taman yang sangat rapi dan bersih. Terdapat kolam Dewi Kunti konon jika airnya diminum dapat memberikan keluhuran jiwa serta selalu ingat Hyang Kuasa. Di sini juga terdapat beberapa pondokan yang dibangun untuk pejiarah. 

    Sekitar 50 meter agak ke bawah dari kedua petilasan ini terdapat situs Eyang Sekutrem. Petilasan ini dinaungi oleh pohon - pohon besar sehingga dari kejauhan sudah nampak kesan wingit dan angker. Petilasan Eyang sekutrem juga berupa kamar yang tertutup tembok. Lebar bangunan tersebut sekitar 2,5m x 2m. Di dalamnya ada sebuah arca yang terbuat dari batu andezit dengan tinggi sekitar 70 cm. Di petilasan ini selalu dinyalakan hio dan dupa yang menyebarkan bau harum. Eyang Abiyasa – Situs Eyang Sakri: +/- 10 menit Situs Eyang Sakri Petilasan ini berupa cungkup tertutup menghadap ke barat, terbuat dari kayu. Di dalamnya terdapat semacam makam batu yang membujur ke utara selatan. Di sampingnya berdiri sebuah pondok yang terbuat dari ilalang kering yang dapat digunakan untuk beristirahat maupun bermalam. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah Puncak Arjuno dijalur pendakian. 

    Situs Eyang Saktri – Situs Eyang Semar: +/- 1jam 15menit Situs Eyang Semar ini terkenal paling angker, hindari menginap dilokasi ini, meskipun di sekitar situs ini terdapat tiga buah pondok dan sebuah aula yang dibangun oleh para pejiarah. Situs Eyang Semar-Wahyu Makutarama: +/- 30 menit Wahyu Makutarama Petilasan ini berupa bangunan andesit yang berukuran 7 x 7 m dengan tinggi sekitar 3 meter. Di bangunan batu ini terdapat dua buah Mahkota raja yang berdampingan. Ini merupakan sebuah simbol kebesaran dari seorang raja jaman duhulu. Sumber Air dari bak / tandon air. Wahyu Makutarama – Puncak Sepilar +/- 20 menit Puncak Sepilar Bila dari Sepilar, menuju arah kanan menyusuri satu bukit, sampailah di Candi Wesi. Di sini bisa dilihat tiga arca Pandawa, dahulunya terdapat lima buah patung namun patung Nakula dan Sadewa telah hilang dicuri. Di sebelah kiri bangunan Candi Sepilar bisa dilihat sebuah kuburan, yang menurut cerita merupakan merupakan tempat muksanya Eyang Semar.

    Di sebelah kanan situs ini di bangun sebuah pondokan oleh para pejiarah untuk menginap. Sekitar 100 meter ke arah kanan terdapat sumber mata air yang disebut sendang drajad. Puncak Sepilar – Candi Manunggale Suci +/- 3 jam Candi Manunggale Suci Candi ini hanyalah sebuah batu yang ditata seperti pondasi yang di atasnya terletak sebuah marmer yang bertuliskan huruf jawa dan di bawahnya lagi tertulis Sura Dira Jaya Diningrat Lebur Dining Pangastuti ( Kejahatan pasti kalah oleh kebaikan ). Dan di bawah tulisan ini tersebutlah namaMaha Resi Agung Prawira Harjana. Orang ini adalah pengikut setia Bung Karno. Candi Manunggale Suci – Puncak Arjuno +/- 5 jam Puncak Gn.Arjuno. Disekitar puncak gunung Arjuno banyak terdapat batu - batu besar yang berserakan, di sebelah utara puncak berupa jurang terjal berbatu-batu yang sangat indah. Sangat disayangkan batu - batu besar di puncak gunung Arjuno ini telah dicemari oleh coretan - coretan tangan - tangan mereka yang mengaku “Pecinta Alam”. 

    Ke arah barat tampak di depan kita gunung Welirang yang selalu mengeluarkan asap, disamping gunung Welirang ke arah Barat Laut tampak gunung penanggungan yang runcing sempurna, dengan puncak yang menyerupai gunung semeru. Kearah timur kita dapat menyaksikan puncak gunung semeru yang sangat menawan. Di sebelah selatan kita berdiri gunung Kawi dan gunung Anjasmoro. Di puncak gunung Arjuno terdapat sebuah batu yang berbentuk singasana ( kursi ) yang sering dikunjungi para pejiarah untuk membakar hio dan dupa. Pada batu ini terdapat gambar cakra dan tulisan jawa yang berarti Maha Kuasa, disinilah tempat bertahta penguasa Alam Gaib gunung Arjuno, Jangan coba - coba untuk duduk atau menginjak batu ini, agar terhindar dari celaka. 

JALUR BATU 

    Jalur pendakian dari arah batu, yang terletak di sebelah barat Gunung Welirang juga merupakan jalur yang menarik dan menyenangkan. Kota Batu, keadannya tidak berbeda jauh dengan jalur tretes, batu merupakan kota wisata memiliki panorama yang menarik. 

    Batu disebut juga Kota Apel, dan mendapatkan julukan Swissnya Jawa, terletak dilembah Gunung Panderman dan lereng Gunung Arjuno. Memiliki kawasan wisata dengan sumber air hangat di Songgoriti. Untuk menuju Batu dari arah Kediri atau Malang kita dapat naik Bus atau kolt, selanjutnya dilanjutkan dengan minibus dari Batu menuju Desa Sumber Brantas lewar Selecta. Kita bisa berhenti di Selecta, yang juga merupakan kawasan wisata yang ternama, terletak pada ketinggian 1.200 mdpl, udara yang sejuk dan tersediasarana wisata yang menyenangkan, kolam renang dan taman bunga, juga pasar buah dan sayur yang segar. 

    Di Selecta banyak tersedia hotel maupun losmen dimana kita sapat bermalam. Di Desa Sumber Brantas (1.600 mdpl) terdapat mata air yang merupakan sumber dari Sungai Brantas yang mengalir ratusan kilometer, yang merupakan daerah lahan perhutani di Jawa Timur. Mata air ini kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan kepuncak. Dari Sumber Brantas mengikuti jalan aspal kearah Pacet-Mojokerto sejauh 8 Km, dan kita akan sampai di Cagar Alam yang merupakan kawasan Taman Hutan Rakyat Suryo yang sedang dikembangkan fasilitasnya, untuk menikmati mandi air panas alami dari kaki Gunung Welirang. Di Desa Sumber Brantas kendaraan umum bias menurunkan kita di pos KSDA tetapi kita bias minta turun dengan perjanjian di ujung desa. 

    Sebelum pendakian kita harus mendaftar kepada Petugas KSDA. Dari ujung desa kita memulai pendakian selama dua jam denngan melewati jalan berbatu yang menanjak dan lading sayur kea rah timur laut, sampai ke tepi Hutan Lali Jiwo sebelah barat. Dalam perjalanan ini samar-samar akan terlihat puncak arjuno. Untuk menyingkat waktu perjalanan kita bias juga menyewa sebuah Jeep di desa Sumber brantas ini untuk mengantarkan kita sampai akhir kebun sayur di tepi hutan. 

    Setelah pendakian selama empat jam melintasi hutan tropis yang lebat, kita akan sampai di punggungan gunung yang menghubungkan puncak gunung welirang dan gunung arjuno, tepatnya sebelah tenggara gunung kembar I. disini terdapat persimpangan kearah kiri untuk menuju gunung welirang perjalanan selama 2-3 jam dan kearah kanan menuju gunung arjuno perjalanan selama 4-5 jam. Perjalanan mendekati puncak Gunung welirang di lereng sebelah barat, kita akan dimanjakan dengan padang edelweiss, di sepanjang perjalanan kita akan sering menjumpai Rusa, Kijang, Tupai, Lutung. 
Tag : ,

- Copyright © THE JOURNEY - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Risky Aditiya -